baca saja..


cantik

Buat semua kaum perempuan.Tidak ada wanita yang tidak cantik, yang ada hanyalah wanita yang tidak tahu jalan menuju cantik

Mendengar kata cantik, mungkin benak kita langsung membayangkan sosok tinggi- langsing, berkulit halus lembut, dan memiliki wajah seindah purnama. Persis seperti model iklan kosmetika di televisi. Berjuta-juta perempuan dengan wajah pas-pasan iri dan tergoda mencoba kosmetika tersebut. Apalagi narasi iklan sering menggambarkan begitu banyaknya laki-laki tampan tertarik padanya. Secara tak langsung iklan tersebut berkampanye; seperti inilah perempuan idaman laki-laki.

Kebanyakan orang menilai cantik tidaknya perempuan hanya dari fisik semata. Dan beruntunglah mereka yang dianugerahi rupa seindah mutiara. Tapi, bagaimana dengan mereka yang punya jasmani pas-pasan? Betapapun mereka sudah menggunakan kosmetik mahal, sulit menandingi perempuan yang sejak lahir sudah cantik.

Adacara yang mudah dan murah untuk membuat perempuan cantik, meskipun secara fisik mereka kurang menarik. Yang pertama kali harus dilakukan adalah mendefinisikan kembali makna cantik tersebut. Cantik bukan masalah fisik semata. Kecantikan sejati juga bisa diraih dengan memaknakan kecantikan sebagai berikut:

1. Kecantikan perempuan ada dalam iman taqwanya yang menyejukkan mata kaum laki-laki.
Seorang perempuan yang menghias jasmaninya dengan iman da taqwa akan memancarkan cahaya surga. Dengan kepatuhannya menjalankan ibadah, ia akan memesona. Yang kuasa akan memberikannya kecantikan abadi, magnet alami. Tak perlu kosmetik, parfum atau penampilan berlebih, laki-laki akan tertarik padanya.

2. Kecantikan perempuan ada pada kehangatan sikapnya yang mampu menggetarkan sensifitas dan kecintaan pria
Secara umum laki-laki memang responsif terhadap perempuan yang bagus fisiknya. Tapi ketertarikan itu tak kekal, bisa membuat laki-laki bosan. Kehangatan kasih sayang dan cinta kasih yang tuluslah yang akan membuat sang pria nyaman berada di sisinya. Tak bisa melupakannya.

3. Kecantikan Perempuan ada pada kelembutan sikapnya
Kelembutan bukan berarti lembek dan manja. Kelembutan seperti roti. Meskipun sedikit, tapi mengenyangkan. Dari toko roti manapun roti berasal, ia tetap lembut. Jadi perempuan dari suku manapun bisa tetap lembut, pada pasangannya, pada anak-anaknya. Asalkan ia mau berusaha.

4. Kecantikan perempuan berada dalam pandangannya yang teduh dan suaranya yang hangat.
Walau mata tak seindah bintang kejora, setiap perempuan bisa memiliki mata embun. Teduh. Sejuk. Tak gampang emosi. Menyikapi tingkah laku sekitarnya secara bijak. Ia selau berprasangka baik. Perkatannya bukan pisau yang menikam. Perkataannya adalah bara yang menyalakan semangat di dada. Tak ada kata sia-sia yang terucap dari bibirnya.

5. Kecantikan perempuan berada dalam senyumannya yang menambah kecantikannya dan membuat gembira hati orang yang melihatnya
Senyum adalah sedekah. Murah senyum tanpa bermaksud menggoda apalagi berlebihan bisa membuat wajah indah. Meskipun berwajah rupawan, tapi jika malas tersenyum, hanya aura negatif yang akan ditangkap oleh orang-orang di sekitarnya

6. Kecantikan perempuan berada pada intelektualitasnya
Ukuran intelektual bukan pada gelar sarjananya atau di mana ia pernah menuntut. Banyak ilmu-ilmu yang bisa dipungut dari sekitar, yang membuat si perempuan mejadi cerdas. Kehidupan adalah sekolah yang tak pernah tamat sebelum ajal menjelang. Tak ada sekolah untuk menjadi istri yang baik. Tak ada universitas yang melahirkan ibu yang baik. Ruang dan waktulah yang akan menempa perempuan mejadi istri dan ibu yang baik.

7. Kecantikan perempuan berada pada seberapa jauh pengetahuannya akan tanggung jawabnya terhadap keluarga, rumah, anak-anak , masyarakat dan umat manusia
Perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Seberapa jauh pengetahuan seorang perempuan akan terlihat dari tingkah laku keluarganya. Ia selalu berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Mengambil peran penting dalam rangka memperbaiki lingkungan. Lihatlah laki-laki sukses di jagat raya. Dibalik kesuksesannya, pasti ada perempuan tangguh di menemani. Menjadi pendukung nomor satu, tempat kembali saat sang pahlawan lelah berjuang.

8. Kecantikan perempuan berada pada kemampuan dan keinginannya untuk memberi.
Orang bisa miskin harta, tapi ia bisa kaya hati. Selalu memberi, tanpa mengharap imbalan yang berarti. Ia senang ketika orang lain senang. Ia sedih ketika orang lain sedih. Kemurahan hatinya membuat wajahnya bersinar. Membuat ia selalu dirindukan, meskipun sosoknya biasa-biasa saja.

Mungkin masih banyak kecantikan lain yang tercecer. Tapi dengan kecantikan-kecantik an ini, perempuan manapun bisa tampil memikat. Mudah caranya, murah biayanya.

Satu hal yang paling penting, kecantikan-kecantik an ini sifatnya abadi. Akan dikenang meskipun si perempuan telah tiada. Tidak seperti kecantikan lahiriah yang sementara. Setelah tua, ketika senja menyapa, ia tak menarik lagi. Manakah yang akan Anda pilih? Kecantikan sementara atau kecantikan abadi? (by: Koko Nata)

Sumber: "Ya Ma'syaru Ar-Rijaal, Rifqan bin An-nisaa
oleh Dr. Najah Ahmad Azh Zhihar, dan Ustad Cinta

cinta harus bersemi di pelaminan

CINTA HARUS BERSEMI DI PELAMINAN
Oleh : Anis Matta Lc.

Lupakan! Lupakan semua cinta jiwa yang tidak akan berujung di pelaminan. Tidak ada cinta jiwa tanpa sentuhan fisika. Semua cinta dari jenis ini, yang tidak berujung pada penyatuan fisik yang diridhoi Allah, hanya akan mewariskan penderitaan bagi jiwa. Cinta seperti ini menyedihkan, cinta model begini memalukan! Seperti yang dialami oleh Nashr Bin Hajjal pada masa kekhalifahan Umar Bin Khattab.

Ia pemuda paling tampan yang ada di Madinah. Sholeh dan kalem. Secara diam-diam, banyak gadis-gadis Madinah mengidolakannya. Sampai suatu saat Umar Bin Khattab mendengar seorang perempuan menyebut nama pemuda ini dalam bait-bait puisi yang dilantunkannya di malam hari. Umar pun mencari pemuda ini. Begitu melihatnya, Umar terpana dan mengatakan, bahwa ketampanan pemuda ini telah menjadi fitnah bagi gadis-gadis di Madinah. Akhirnya Umar pun mengirim pemuda ini ke kota Bashra.

Di sini ia bermukim pada sebuah keluarga yang hidup bahagia. Celakanya, pemuda ini justru jatuh cinta dengan istri tuan rumah. Dan wanita itu pun membalas cinta sang pemuda.

Suatu saat, mereka duduk bertiga ; Nashr sang pemuda itu, istri tuan rumah, dan suaminya. Nashr menulis sesuatu dengan tangannya di atas tanah yang lalu dijawab oleh sang istri tuan rumah. Karena buta huruf, sang suami yang mulai curiga itu pun memanggil sahabatnya untuk membacakan tulisan yang ada di tanah itu. Dan ternyata tulisan itu berbunyi … “Aku Cinta Padamu!”.

Nashr tentu saja malu karena sang tuan rumah mengetahui hal ini. Ia pun akhirnya meninggalkan keluarga tersebut dan hidup sendiri. Tapi cintanya itu tidak hilang, bahkan semakin menjadi-jadi. Dan ia pun menderita karenanya. Sampai ia jatuh sakit dan kurus kering.

Suami perempuan itu mengetahui hal tersebut, dan timbul rasa iba dalam hatinya. Ia kemudian menyuruh istrinya untuk menemui Nashr dan mengobati luka hatinya. Betapa gembiranya Nashr ketika perempuan itu datang. Tapi cinta mereka tak mungkin tersambung ke palaminan. Mereka tidak melakukan dosa, memang. Tapi mereka menderita. Dan Nashr meninggal setelah penderitaan itu.

Itu derita panjang dari sebuah cinta yang tumbuh di lahan yang salah. Tragis memang. Tapi ia tak kuasa menahan cintanya. Dan ia harus membayarnya dengan penderitaan hingga akhir hayat. Pastilah cinta yang begitu akan menjadi ‘penyakit’. Sebab cinta yang seperti ini justru akan menemukan kekuatannya jika terjadi sentuhan fisik yang diridhoi Allah. Makin intens sentuhan fisiknya, makin kuat dua jiwa tersambung. Maka ketika sentuhan fisik itu jadi mustahil, cinta yang ini hanya akan berkembang jadi ‘penyakit’.

Itu sebabnya Islam memudahkan seluruh jalan menuju ke pelaminan. Semua ditata sesederhana mungkin. Mulai dari proses perkenalan, peminangan, hingga mahar dan pesta pernikahan. Jangan ada tradisi yang menghalangi cinta dari jenis yang ini untuk sampai ke pelaminan. Tapi mungkin halangannya bukan tradisi. Juga mungkin tidak selalu sama dengan kasus Nashr. Kadang-kadang misalnya, karena cinta tertolak atau karena tidak cukup memiliki alasan yang kuat untuk dilanjutkan dalam sebuah hubungan jangka panjang yang kokoh.

Tapi apapun situasinya, begitu peluang menuju ke pelaminan tertutup, maka cinta dari jenis yang ini harus diakhiri. Karena cinta seperti ini hanya akan menimbulkan penderitaan. Cinta seperti ini menyedihkan, cinta semacam ini memilukan, bahkan cinta ini memalukan. Maka lupakan! Lupakan semua cinta jiwa yang tidak akan sampai ke pelaminan. Hanya di sana cinta ini absah untuk tumbuh dan bersemi ; di singgasana pelaminan.